Curhat penting ga penting seorang emak

Jumat, 07 September 2007

Trip to Semeru-Bromo (1)

Terminal Depok, 18 Agustus 2007, 10:00

Suasana terminal Depok tampak lengang…. sepertinya tak banyak orang yang akan pergi menggunakan bus hari itu. Bangku-bangku di ruang tunggu terminal tampak kosong. Sambil mencoba merekatkan kacamata milik sofa yang patah dengan lem UHU, aku menunggu 2 orang temanku Anne dan Yana. Mereka janji datang jam 9:30.

30 menit kemudian kuputuskan naik taksi, karena batang hidung 2 anak itu belum kelihatan juga. Bus 134 yang kutunggu sejak tadi pagi pun belum juga muncul. Otakku hanya berpikir, bagaimana caranya aku bisa sampai ke stasiun senen dalam waktu cepat, aman dan tidak repot. Aku jarang bepergian dengan kendaraan umum apalagi naik kereta. Selama ini selalu bepergian dengan menggunakan motor. Akhirnya keputusan naik taksi pun kupilih dengan alas an aku bisa langsung sampai tujuan tanpa bonus kesasar dan barang bawaanku yang berat-berat ini bisa dibawa dengan santai. Ternyata keputusan naik taksi ini akhirnya jadi bahan celaan teman-teman. Huh menyebalkan! Sampai sekarang masih gak rela bayar 100 rb untuk ongkos taksi!

Stasiun Senen, 18 Agustus 2007, 11:47

Aku tiba di stasiun Senen. Belum ada satupun temanku. Ku telpon Iman..ternyata..dia masih dijalan. Rupa-rupanya semua anak-anak ngaret dari waktu yang ditetapkan. Kecuali Arbi. Arbi datang tepat jam 10 sesuai dengan janji. Melihat kami semua belum ada yang datang, arbi langsung sms ngambek. Hehehe..afwan yah arbi..aku juga gak maksud telat kok !!

10 menit kemudian muncul 3 orang mahluk-mahluk berbadan tinggi besar. Dari jauh kuingat betul wajah itu. Yup itu Khemal!!. Bersama 2 orang yang tidak kukenal. ..hmmm,Kutebak yang ditengah adalah adiknya khemal, farhan dan perempuan itu adalah teman farhan. Tebakanku benar!!…nama perempuan itu marina. Badannya tinggi dan mukanya chabi seperti aku (hidup chabi!!!). Alhamdulillah dapet teman baru yang sama-sama chabi. Marina atau marince ini ternyata anak Pantera (Pecinta Alamnya UNPAD). Satu organisasi dengan farhan.

Setelah itu beberapa menit kemudian mulai bermunculan anak-anak yang lain. Iman, Lintang, Arbi( yang sempet balik dulu ke Bekasi),Yana, Anne,Heriy, desmi( Bundo) dan terakhir Lisa yang datang dengan ojek. Sambil menunggu anak-anak datang, aku dan lintang mampir makan siang di warung yang menjual soto ayam. Hmm lumayan enak…

Jam 13:50 kereta mulai bergerak melaju menuju Malang

Matarmaja, 18 Agustus 2007

Deru matarmaja mengawal kami melintas Jawa

menunggang asa dan mahkota kehendak

berdiri di Puncak Mahameru di suatu pagi

Memadu cinta dengan Sang Maha

Semilir angin membelai wajah kami

Meluapkan sukma raga ke persisian langit

Menjernihkan rasa menghentak para pelangi cinta

Bersemu merah dalam seringai kanak-kanak

Dan kami menuju cinta

Karena alam terus bersenandung

Mengajak kami menarikannya bersama bintang

Sepanjang jalan rasanya tak pernah jemu kupandang sisi lain Indonesia. Sawah, hutan,lembah, sungai, laut, gunung, rumah-rumah kumuh, jalan, pasar, gedung, sapi, anak-anak kecil. Panorama lengkap yang jujur berkata ” Inilah sketsa asli Indonesia. Kesejahteraan tidak pernah merata. Indonesia yang begitu kaya dan dinamis…rupanya tak menyentuh mereka”. Setidaknya mereka bersyukur dan menikmati kehidupan sederhana mereka. aku sendiri begitu malu.nyatanya aku tak pernah memikirkan mereka..nyatanya aku di utara dan mereka di selatan.

Petani menanam padi di sawah.. anak-anak kecil berseragam sekolah merah putih berjalan menyusuri pematang. Dalam gairah yang menghentak-hentak mereka berangkat menuju ke sekolah. Mereka berharap masa depan yang lebih baik. Berharap tidak hanya sekedar menjadi petani atau buruh kasar. Subhanallah.. scenario yang begitu mirip dengan lukisan pikiranku waktu aku masih SD.

Dulu aku diajari guru TKku menggambar 2 buah gunung, kemudian jalan yang membelah keduanya. Di sisi kanannya ada gambar petani yang sedang membajak sawah dan sisi lainnya ada anak-anak sekolah. Subhanallah ternyata gambar masa TK ku terwujud di sini.

Cirebon-Madiun-Blitar-Semarang-(Wah urutannya aku lupa)

Stasiun Malang, 19 Agustus 2007 8:30

Bersih, apik, segar… . Beda dengan stasiun Depok yang serba kumuh. Setelah bersih-bersih sedikit,kami menyarter angkot menuju rumah mas Rizal di Tumpang.

Rumah mas Rizal, 19 Agustus 2007

Senangnya berbelanja di pasar Tumpang.Penjualnya ramah-ramah. Harganya murah-murah. Uang 2000 yang di Jakarta sudah tidak bernilai…di Malang ternyata bisa dapet nasi jagung yang rasanya enak banget!. Di pasar beli sayur-sayuran segar untuk membuat sayur sop di gunung dan membeli aqua 1 liter 7 botol. Sayangnya..wortelnya udah diembat beberapa sama Iman.

Bada Zhuhur…Perjalanan menuju Gunung Mahameru dimulai setelah repacking selesai

Iman,Khemal, Farhan, Arbi, Heriy, Bagus, Lintang, Desmi, Yana, Lisa, Anne,Marina dan Aku. Kami yang fix berangkat ada 13 orang. 7 orang gadis dan 6 orang Perjaka.hahaha…

Perjalanan sempat telat, karena ketika kami tiba di pos Gubuklakah…fotocopy KTP kami ketinggalan di Tumpang. Jadiah jeep terpaksa balik kepasar Tumpang lagi.diperjalanan tak lupa lagunya Dewi-dewi berjudul Dokter Cinta kunyanyikan bersama Marince. Dua orang yang sedang stress ini….sangat aneh

Jeep kuning mengocok perut kami

Memuntahkan peluru semangat di hati kami

Melintasi jalan sempit kaya batu di dekat tepian jurang

Dalam payung hijau vegetasi tropis pegunungan Tengger

Dimanjakan kebun sayuran yang berbaris rapi

Dibalut kabut tipis yang berbicara bisik-bisik

Disambut dingin yang menusuk hingga ke sendi

Hanya tekad yang membawa kami kesini

Mengalami jiwa yang memberontak

Saat alam mulai membuai kami dalam dekapan cintanya

This is a truly adventure, Negeri Dongeng masa kecil yang menjadi kenyataan…

Ranu Pane, 19 Agustus 2007 16:

Perjalanan menuju Ranu Pane terasa sangat panjang. Kurang lebih 3 jam aku berdiri di bak jeep.

Tiba di Ranu Pane..setelah istirahat sebentar dan melapor..kami putuskan untuk mulai berjalan menuju RanuKumbolo. Perjalanan dimulai dengan jalur yang beraspal namun menanjak. Di sisi kanannya terhampar kebun sayuran penduduk yang tertata dengan sangat rapi. Tak henti-hentinya lisan ini bertasbih melihat keindahan panorama di Ranu Pane. Suasana ini membuat lelah kami tiada berarti jadinya. Petani-petani di tengger ini memiliki cita rasa yang tinggi dalam keteraturan. Padahal mereka tidak menggunakan penggaris segitiga untuk menata barisan rapat sayur-sayuran tersebut di bukit..tapi semuanya tampak sempurna. Di beberapa tempat tampak pondokan-pondokan kecil yang seluruh bangunannya terbuat dari kayu. Awalnya sempat kukira itu rumah penduduk tapi Khemal bilang kalau pondokan itu adalah kandang babi.

Memasuki hutan..malam mulai turun. Senter-senter segera kami nyalakan.Jalan-jalan awal yang kami lalui landai. Namun disisi kanan dan kirinya di tumbuhi pepohonan dan ilalang rimbun. Ilalangnya membenamkan tubuh. Sedangkan pepohonannya sebagian membentuk seperti terowongan.Sepertiga perjalanan menuju Ranukumbolo kami putuskan untuk bermalam dan mendirikan tenda di pos pertama. Kondisi jalan yang penuh jurang dan harus dilewati dengan mata benar2 awas menjadi alasan kami bermalam saja dulu. Masak-masakpun digelar. Tenda didirikan. Inilah tes pertamaku belajar membuat nasi. Hehehe

Dengan bantuan sedikit Farhan..jadilah nasi yang sedikit gigih.Tapi karena lapar..semuanya menghabiskan menu malam itu. Evaluasinya..masaknya kurang banyak jadi anak-anak kebagian jatahnya sedikit-sedikit. Maaf yah…kurang perhitungan. Lupa kalo disitu ada yang makannya banyak.contohny a Lintang sang sapu makanan alias pembersih makanan.

Malam dilalui dengan canda tawa.semua tampak bahagia. Hanya saja dua bocah SALAM..Heriy dan Bagus masih memisahkan diri. Kami pun terlelap di dalam sleeping bag masing-masing. Di luar angin terdengar menderu kencang. Membawa dingin yang memaksa kami mengeratkan pelukan badan. 7 wanita berdesak-desakan dalam 1 tenda mirip ikan bandeng presto.tapi hangat. Dan aku tak bisa bergerak sedikitpun. Terbujur kaku.Benar-benar tersudut di pinggiran tenda.

20 Agustus 2007

Udara segar pagi menyusup ke rongga. Membersihkan polusi di paru-paru.dingin yang sejuk. Nikmatnya secangkir susu dan sereal sedikit menghangatkan badan.

Perjalanan dilanjutkan menuju Ranu Kumbolo.baru beberapa kilo berjalan..hujan mulai turun…namun hujannya masih sangat ringan..kami mencari shelter untuk menaungi dan mengeluarkan ponco dan jas hujan masing-masing.Lucu sekali melihat teman-teman yang tubuhnya dibalut ponco.mirip chicken hehehehe….maap yah teman-teman. Cuaca masih bersahabat dengan kami.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda