Sebelum nafasku terhenti
Sebelum nafasku terhenti
Dan aku tak peduli ketika dibunuh sebagai muslim
Di arah manapun, kuingin di jalan ALLAH gugurku
Karena dalam pandangan Ilah, jika ia berkenan
Ia kuasa berkahi kepingan tubuh yang berserakan.
Curhat penting ga penting seorang emak
1 Komentar:
Begitu banyak pahlawan peradaban di dunia ini. Banyak diantara beliau yang mati dalam mempertahankan ideology, agama, maupun kemanusiaan. Yang dikehendaki para pahlawan itu adalah kemajuan, kesejahteraan umat manusia. Vladimir Lenin demi komunisnya, Hitler demi nazinya, para hero kamikaze jepang demi nazinya. Bahkan banyak para pejuang yang berusaha mengibarkan bendera agama ini, Hassan Al Banna misalnya. Terlepas dari itu semua mereka berjuang demi ideology mereka, karena dengan ideology yang mereka punyai mereka yakin dunia akan lebih baik. Tak pelak banyak orang yang kagum dengan mereka.
Entah terinspirasi oleh orang2 seperti mereka atau tidak. Di dunia ini akan tumbuh orang yang selalu bersemangat, penuh dengan ghiroh, dan keyakinan yang akan selalu berjuang demi keyakinan yang ia anut. Bahkan ada tidak peduli dibunuh dari arah manapun untuk keyakinannya yang mulia. Membanggakan memang, mereka semua adalah genius yang punya kekuatan untuk merubah dunia ini.
Tuhan telah memberikan akal fikiran kepada manusia. Ini adalah anugerah yang tidak ternilai dan yang membedakan manusia dari makhluk laenya. Ideologi yang mereka hasilkan adalah buah fikiran ato akal mereka. Tapi tidak sedikit diantara mereka yang salah jalan. Mereka mengedepankan nafsu mereka dalam mencapai tujuan mereka. Sehingga, perang, pembunuhan, pemberontakan, kebencian tercampur dan menodai perjuangan mereka yang suci. Akal mereka diperbudak oleh nafsu mereka. Dan keindahan (pinjem istilah di atas) yang mereka impikan tidak tercapai.
Kita berkeyakinan bahwa Islam secara keseluruhan adalah sesuatu yang bisa memperbaiki kehidupan kita dunia akhirat. Sebagai konsekuensi kita harus mempelajari, memahami, dan mengamalkan islam ini sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Logika manapun tidak menolak bahwa yang paling mengerti agama ini adalah rosul kita, terus para sahabat, kemudian generasi sesudahnya. Sudah sepatutnya untuk memahami agama ini kita harus sefaham dengan mereka. Alangkah indahnya, kalau akal yang sangat berharga ini dipakai untuk memahami wahyuNya.
Semangat yang kita miliki ini, semangat jiwa pejuang, semangat yang tak akan habis walaupun pedang dan anak panah menghunjam raga, dipergunakan (lagi2) sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Jangan sampai kita terjebak dalam kondisi dimana mengedepankan nafsu daripada wahyu dan akal. Sehingga yang timbul adalah permusuhan, kebencian, pembunuhan, dan pemberontakan. Jangan sampai kita mati dalam keadaan yang tidak dikehendakiNya (padahal kita mengira bahwa kita mati syahid misalnya).
End of story. Jangan mati konyol, ato mati yang kita mengira mati di jalan Nya ternyata kita berada pada jalan yang lain. Caranya adalah memahami agama ini sesuai dengan pemahaman Rosul dan para sahabatNya, bukan yang laen.
*kok tanggapan lebih panjang dari postnya ya :)
31 Agustus 2007 pukul 23.01
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda