ibuku cinta, maaf....
ibuku cinta
Bahwa inilah bahagiaku
Kutemukan jiwaku disana
Mengarung dalam pengembaraan tanpa batas
Karena usapan lembut hatimu
Karena pancaran sinar matamu
Takkan pernah hilang jejak dalam hidupku
Kutak ingin beri perih di hatimu
Kutak sanggup bila setitik saja air matamu menetes
Kurasakan hatiku tercabik setiap kali aku pergi
Ibuku cinta….
Tapi setidaknya sepotong kemengertian
Hanya butuh itu…
Memahami arung jiwaku
Bukan aku berontak ibuku cinta
Bukan aku tidak patuh ibuku cinta
Tapi haruskah sesuatu itu menjadi segalanya?
Haruskah jadi penghalang kebahagiaan kita?
Sejujurnya aku tidak ingin itu semua
Aku hanya ingin bisa tertawa lepas
Menemukan bahagiaku disana
Hanya itu saja ibu…
Mengertilah ibu…
Selangit samudra cintaku padamu Ibuku cinta
2 Komentar:
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
10 September 2007 pukul 11.40
Malam itu begitu indah
Beda dengan biasa, langit begitu cerah
Sunyi, hanya terdengar nyanyian2 serangga dan syair2 kodok dari kejauhan
Gugusan Bintang gemerlap di semua penjuru langit
Bak lampu2 yang yang bersinaran untuk dalam sebuah pesta
Entahlah, pesta apakan itu?!
Ulang tahun? Pesta penyambutan? Siapa yang tau
Disebuah rumah yang tak begitu besar, tak begitu kecil
Bercat warna ijo lumut
Terlihat sosok wanita yang ditemani seorang bidan
Terlihat dari raut muka wanita itu rasa kesakitan yang teramat sangat
Terdiam ia menahan sakit
Diamnya menunjukkan kekuatannya, keikhlasan, dan harapannya yang begitu besar
Akan lahirnya si jantung hati yang telah dinantinya selama 9 bulan 10 hari
Ketika berjalan, Tak selesa!!
Beban tiga kilo yang ia harus bawa kemanapun ia pergi
Ingin rasanya diletakkan barang semenit saja
Setiap peluh yang ia keluarkan ...
Capek, gerah, penat, berat
Cukup lah itu semua
Ketika berbaring, Tak selesa!!
Miring kekanan tak nyaman
Miring kekiri tak nyaman
Menegadah tak nyaman
Tengkurap pun tak nyaman
Malam demi malam, tidur tak nyenyak
Badan pegal pegal, mau copot rasanya
Aktivitas harian pun telah menanti di esok pagi
Selama 9 bulan 9 hari perjuangan ini pun tak sia sia
Jantung hati tumpuan segala asa
Jantung hati tumpuan segala kasih
Jantung hati tumpuan segala sayang
Jantung hati tumpuan segala cinta
Kusambut dirimu!!
Sudah ia tahan rasa sakit itu
Terasa teramat sangat
Nyeri di sekujur tubuhnya
Darah keluar begitu banyak
Aaaaaaaaaa!!!!!!
Akhirnya teriakan itu keluar dari mulutnya
Tak kuasa dirinya menahan rasa itu
Wajah yang pucat pasi
Wajah yang penuh kesabaran, keikhlasan, dan pengharapan
Akhirnya mengeluarkan senyum
Senyum yang penuh cinta dan kasih sayang
Dilihatnya sosok tubuh mungil memerah
Sosok yang menjadi harapan penerus cita
Oek!! Oek!! Oek!!!
Teriakan itu membangunkannya dimalam hari
Sudah tiga bulan ia menahan kantuk
Kekhawatiran jelas terlihat diwajahnya
Sang buah hati rewel
Sang buah hati sakit sakitan
Ia susui, ia rawat dengan penuh kesabaran dan cinta kasih
Bau pipis, bau kotoran
Mewarnai hari-harinya
Baju2 kecil mungil yang penuh kotoran itu
Ia cuci dengan tulus
Senyum pun selalu terlihat dimukanya
Setiap keringat yang ia kucurkan
Setiap tetesan air susu yang ia kasihkan
Setiap tetesan darah yang ia korbankan
Dari itu semua kita ada!!!
Masih beranikah kita
Berkata “Tidak!“
Terhadap sosok yang mulia itu
13 September 2007 pukul 01.02
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda