Nekat telah pergi...
Nekat!! satu kata yang terlintas di benak saya kalau berbicara tentang sosoknya.
Sebenarnya dia nekat atau berani sih??saya selalu gusar bertanya pada diri sendiri. Selisihnya mungkin tipis. Barangkali tingkat keberaniannya yang melebihi kadar normal( menurut ukuran saya) membuat saya dengan tega acapkali memarahi atau menegur tindakan atau keputusan yang dia ambil. Sungguh perilaku yang sebenarnya tak pantas saya lakukan mengingat kami adalah dua pasangan sejoli yang terkenal sama-sama nekat. Kami adalah dua pasangan sejoli yang menggilai kebut-kebutan di jalan ( actually, dia lebih crazy kalo lagi nyetir hehehe…). Jadi orang nekat menasehati orang yang nekat juga ya mana nyambung!! Mana di dengar omongan saya…Cuma saya tidak habis pikir sama dia. Kenapa bisa dia senekat itu? Bukan Cuma persoalan kebut-kebutan di jalan saja, akan tetapi termasuk persoalan-persoalan dalam hidupnya yang terkadang diputuskannya dengan berani.Saya Cuma khawatir sama dia karena saya menyayangi dia. Saya takut kenekatan( keberanian?)nya akan berbuah sesuatu yang menyakitkan bagi dia.
Namun saya selalu salut dengan kenekatannya. Membuat nyali saya ikut berkobar-kobar dan merasa tidak takut dengan hal apapun kecuali ALLAH. Kalau berbicara tentang sesuatu yang rada-rada “aneh”, saya selalu nyambung sama dia. Kalau berbicara tentang sesuatu yang pribadi, saya merasa selalu paling “nyaman” cerita sama dia. Saya suka dia, karena dia bukanlah orang yang sok tahu atau mudah menjustifikasi orang. Dia akan lebih banyak mendengar saya tanpa memberi komentar berlebihan. Hanya dengan saling menatap kami akan tahu apa yang kami rasakan masing-masing. Mungkin hati kita telah berdialog seiring perjalanan persahabatan kita.
Dia begitu datar dan jarang berekspresi. Tapi saya juga tahu, bahwa hatinya juga mudah tersentuh. Hatinya pun juga kadang rapuh meskipun dia mencoba menyembunyikannya dengan sikap tegar. Dia yang begitu introvertnya namun sama-sama penggila film-film jepang seperti saya. Ekspresinya baru benar-benar muncul setiap kali kami memutar film-film jepang di rumah saya.
Nekat. Bahkan ketika dia akhirnya berhasil menginjakkan kakinya ke sebuah Negara yang begitu dia impikan. Saya yang sok sibuk ini begitu banyak menghabiskan waktu di kantor. Bahkan detik-detik keberangkatannya pun saya tidak berada di sampingnya. Padahal saya janji sama dia bahwa kita akan bertemu lagi sebelum dia berangkat . Namun janji itu tidak berhasil saya tepati. Lagi-lagi saya begitu menyesal dalam hidup saya. Bahkan dia tidak pamit lagi pada saya sebelum berangkat . Saya merasa telah mengabaikan harta yang begitu berharga dari ALLAH. Akan sangat lama bagi saya untuk melihat wajahnya kembali..Sejujurnya saya benar-benar rindu sama dia.saya rindu segala kenekatannya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda