Curhat penting ga penting seorang emak

Rabu, 21 Maret 2007

Belajar dari wanita mungil bernama Mar.....

Sama seperti hari-hari lainnya, wanita muda itu masih duduk di depan meja kantorku sambil dengan tekun mengisi kotak-kotak di buku TTS miliknya. Mengisi TTS adalah aktivitas rutin di sela-sela kesibukannya memasak untuk karyawan di kantor kami. Kebetulan mejaku cukup luas dan hanya diisi laptop dan printer, alhasil mba mar selalu mengambil posisi tepat di depanku. Lucu sekali, sambil mengisi TTS, mulutnya terkadang suka komat-kamit membaca pertanyaan-pertanyaan yang ada di buku tersebut. Jelas sekali aku bisa membaca gerak-gerik tubuhnya terutama membaca raut wajahnya yang lucu itu. Seperti hari ini, ia masih anteng duduk di depan mejaku, mengisi TTS dengan tekunnya. namun ada yang berbeda dari wajahnya hari ini. Wajahnya lebih pucat dan tampak tidak bergairah. Beberapa kali ia mengeluhkan kepalanya pusing, matanya merah berair dan perutnya sakit padaku. Tak terasa, air matanya jatuh membentuk arus sungai di pipinya. Mba mar kesakitan....ia berusaha menahan sakit diperutnya yang seperti diiris-iris (rasanya seperti sakit maag, kebetulan aku sering merasakan sakit seperti itu..)
Aku jadi teringat, beberapa hari lalu mba Mar divonis terkena kista, sebuah tumor Jinak di organ reproduksi perempuan. Cerita sedikit tentang Kista...Kista merupakan neoplasma atau pertumbuhan sel baru yang liar. Kista akan sangat berbahaya kalau ukurannya sudah besar dan bisa mengakibatkan kanker ovarium..Penyebab kista masih menjadi misteri, namun ada literatur yang menyebutkan bahwa kista berasal dari telur yang gagal berovulasi, ada juga yang mengatakan bahwa kista diproduksi oleh kelenjar-kelenjar yang ada di ovarium, yang tidak bisa dikeluarkan sehingga akhirnya tertampung , dan makin lama makin besar. Selama masih berukuran kecil, kista tidak akan mengganggu kesuburan. Namun jika ukurannya besar bisa menganggu kehamilan karena memenuhi rongga rahim dan menghalangi pertumbuhan sel telur yang telah dibuahi. Kalau kistanya sudah menyebabkan kanker ovarium, maka organ reproduksi seperti indung telur atau rahim harus dibuang sehingga tidak terjadi kehamilan. Kanker ovarium ini merupakan kanker nomor tiga penyebab kematian perempuan Indonesia setelah kanker payudara dan kanker mulut rahim. Maka mba Mar harus dioperasi pengangkatan kista. Untungnya ukuran kista di rahimnya belum terlalu besar.
Aku sempat kaget juga mendengarnya, terlebih penyakit ini sukar di deteksi sebelumnya. Karena umumnya tidak disertai keluhan dan gejala. Makanya sebagai perempuan sebaiknya kita lebih berhati-hati dan mau memeriksakan diri sedini mungkin jika terdapat keanehan misalnya perut suka nyeri, haid tidak lancar, perut membuncit, sulit buang air besar, sering kesemutan atau kadang bengkak.
Sebagai mahluk lemah, wanita tegar bernama Mar itu mendengar berita itu langsung lunglai tubuhnya. Lemas dan pusing memikirkannya.Mba Mar sampai berpikir, mungkin dia tidak akan lagi bisa punya anak.... Suatu hal yang sangat ditakutkan perempuan manapun. Untunglah Mba Mar sudah punya satu anak, walaupun keberadaannya jauh tak terjangkau. Anaknya sejak kecil ditinggalkannya bersama neneknya di Lampung. Sedangkan ayah dan ibunya ( Mar) mencari mais’yah di kota Jakarta karena beban hidup yang berat menyebabkan keluarga mba Mar kesulitan secara ekonomi. Mba Mar seringkali bilang padaku kalau dia kangen sekali dengan anaknya itu.
Mba Mar, wanita yang sangat tegar dan kuat.itu menurutku. Meskipun ia harus menahan sakit di perutnya, toh ia tetap datang jam 6 pagi untuk memasakkan makanan untuk karyawan. Toh ia tetap membantu ikhwan-ikhwan di kantor memasakkan mie dan memenuhi permintaan mereka. Toh ia masih tetap duduk manis di depan mejaku mengisi TTS sampai senja tiba dan ia bisa kembali ke rumahnya. Toh ia masih bisa tertawa dan tersenyum lepas tatkala Heru menggodanya. Toh ia masih bisa narsis dengan foto gayanya yang terbaru sehabis pulang dari undangan mba ranti. Toh ia tetap membuatkanku minuman nutri sari dingin ataupun kopi tiap hari . Toh ia tetap membantu pak Fauzi mengkopikan beberapa data konsumen.
Tak ada keluhan dan minta belas kasihan orang atas penderitaan yang sedang dia hadapi. Alami seperti apa adanya dia, dalam ketulusan dan kebersahajaan dia...
Tak ada tangis berlebihan dan sikap menyalahkan Tuhan.
Karena semua itu terjadi secara alamiah, telah jadi kehendakNya
Hanya kesabaran dan doa....obat itu semua
Jika mba Mar lulus..maka atas kehendakNya berguguranlah dosa-dosanya..
Semoga lekas sembuh ya Mba Mar..
Always smile...

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda